Tanggapan atas
pesan yang sedang dibaca bisa dilakukan melalui sarana pengiriman
pesan yang ada di bagian bawah.
PESAN DAN TANGGAPAN :
TOFI Berangkat ke Singapore
Oleh : Yohanes Surya
Jumat, 3 Mei 2002 (07:23 WIB) dari IP 202.155.39.189
PRESS RELEASE
Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) Berangkat ke SIngapore
(silahkan disebarluaskan)
Pada tanggal 5 Mei ini tepatnya jam 11.40 WIB Departemen Pendidikan Nasional
akan melepas Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang terdiri dari 8 siswa dan 2
pimpinan tim menuju Singapore untuk mengikuti Olimpiade Fisika Asia (OFA) ke
3.
OFA adalah pertandingan fisika antar pelajar terbaik Asia. Dalam OFA ini
akan dipertandingkan pertandingan fisika teori dan fisika eksperimen yang
masing-masing berlangsung selama 5 jam. Mereka yang meraih nilai 90% dari
rata-rata 3 nilai teratas akan mendapat medali emas, 78 %. perak, 65 %
perunggu dan 50 % honorable mention.
OFA yang menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Singapore ini akan
diikuti oleh 15 negara termasuk Australia sebagai tim tamu.
Australia Chinese Taipei Georgia Indonesia
Israel Kazakhstan Kyrgyzstan Malaysia
Mongolia People|APO|s Republic of China Singapore Thailand
Turkey Uzbekistan Vietnam
Untuk menghadapi pertandingan fisika yang berat tetapi mengasyikan ini
Indonesia menurunkan tim yang terdiri dari: Peter Sahanggamu (SMUN 78
Jakarta), Evelyn Mintarno (SMUK 1 BPK Penabur Jakarta), Fadjar Ardian (SMU
Insan Cendekia, Serpong), Rangga Perdana Budoyo (SMU Taruna Nusantara),
Fachrian A.N. (SMUN 78 Jakarta), Widagdo Setiawan (SMUN 1 Denpasar),
Christopher Hendriks (SMU Pelita Harapan Karawaci) dan Bernard Ricardo (SMU
Regina Pacis Bogor).
Tim ini diseleksi melalui seleksi ketat yang berlapis-lapis. Dimulai dari
seleksi tahap awal yang dilakukan oleh diknas ditiap propinsi yang
melibatkan sekolah-sekolah unggulan pada bulan Juni 2001, kemudian seleksi
tahap 2 yang melibatkan 30 siswa pada bulan Oktober/November, selanjutnya
tahap 3 yang diikuti oleh 10 siswa terbaik hingga akhirnya test akhir
(april) menentukan 8 siswa terbaik. Penilaian pada tiap test (terutama
setelah masuk 30 besar) berlangsung secara transparan dan demokrasi. Tiap
siswa boleh protes jika penilaiannya yang diberikan tim penilai ada yang
tidak tepat. Semua siswa mengakui bahwa memang mereka yang terpilih adalah
benar-benar yang terbaik.
Selama training para siswa mendapat pelajaran fisika perguruan tinggi dari
mulai Mekanika, Elektromagnetika, Relativistik, Gelombang, Panas, hingga
Fisika Kuantum. Training dilakukan di Ruko Gading Serpong yang telah disulap
menjadi asrama, lab dan ruang kuliah. Untuk mempersiapkan mental para siswa,
tiap hari sabtu mereka dipertemukan dengan beberapa psikolog. Untuk
membiasakan dengan soal-soal Olimpiade fisika, pada bulan Febuari/Maret
diadakan simulasi test dengan menggunakan soal-soal olimpiade Fisika
Internasional I sampai dengan XXXI, baik soal eksperimen maupun soal
teori.
Test-test simulasi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Beberapa siswa
tampak menonjol sekali, mereka mampu meraih nilai yang sangat bagus.
Berdasarkan hasil-hasil test ini dan tentunya dengan dukungan doa dari
masyarakat luas di tanah air, kita harapkan Tim kita mampu meraih beberapa
medali emas, perak dan perunggu dalam olimpiade yang sangat bergengsi ini.
Suatu kemenangan yang sangat kita harapkan dan sangat berarti bagi Indonesia
ditengah-tengah kesulitan yang sedang kita hadapi ini.
RE:TOFI Berangkat ke Singapore
Oleh : Yohanes Surya
Senin, 6 Mei 2002 (07:53 WIB) dari IP 61.5.80.87
Para rekan fisikawan,
Terimakasih untuk surat dukungannya.
Surat dari rekan-rekan semua saya print dan saya berikan pada siswa-siswa
kita untuk menjadi tambahan semangat.
Diantara rekan-rekan, mungkin ada yang ingin tahu siapa dan bagaimana profil
siswa-siswa kita yang akan mewakili Indonesia ke APhO 3.
Inilah profil mereka. Profil ini didasarkan atas apa yang saya amati selama
training.
Salam
Yohanes
PROFIL TOFI 2002
1. Peter Sahanggamu (SMUN 78 Jakarta)
Anak ini menurut saya sangat spesial. Sejak tahun 2001, waktu ia masih kelas
II, ia sudah mengungguli semua teman-temannya di TOFI 2001 dalam fisika
teori. Tetapi karena waktu itu eksperimennya belum terlalu siap, ia tidak
dikirim ke Olimpiade di Turki.
Kemampuan analisa Peter sangat baik. Dalam test simulasi dari olimpiade 1 -
30 Peter mendapat nilai perfect 30 point (100 %). Memang ia pernah melihat
soal ini tahun lalu, tetapi untuk mendapatkan perfect pada tiap soal dan
solusi yang berbeda dengan yang dibuku, bukan hal yang mudah. Untuk simulasi
IPHO 31 dimana ia tidak pernah melihat soalnya ia memperoleh nilai 28,5
point (dari maksimum 30 point). Soal-soal test tambahan yang saya ambil dari
berbagai sumber yang advanced dimana ia belum pernah lihat sebelumnya, ia
tetap menunjukkan kelasnya. Nilai yang diperoleh rata-rata diatas 90 %.
Untuk eksperimen Peter juga sangat bagus sekali, waktu uji coba di
Universitas Gajah Mada ia memperoleh nilai 92. Mentalnya sekarang sudah
cukup baik. Rasanya sulit mencari orang sekomplit Peter. Saya pikir ia akan
mampu meraih medali emas, bukan mustahil ia akan dapat absolute winner.
Peter adalah anak seorang guru matematika di Jakarta. Kita doakan sama-sama
agar ia bisa menjadi absolute winner. Ini merupakan kebanggaan kita bersama.
2. Evelyn Mintarno (SMUK 1 BPK Penabur Jakarta)
Sejak awal TOFI SMUK 1 dan SMUN 78 selalu saingan. Tahun 1993, Oki (SMUN 78)
berhasil mengalahkan Jemmy (SMUK 1). Kali ini kedua sekolah bertemu lagi.
Mampukah kali ini Evelyn mengalahkan Peter? Evelyn logikanya sangat bagus.
Hal yang sangat positif darinya adalah ia seorang yang "dingin" "kaku" tidak
pernah grogi menghadapi soal-soal test. Biasanya orang-orang tipe seperti
inilah yang sukses dalam Olimpiade Fisika. Karena sifat kakunya itu tak ada
teman pria yang mengganggunya (ia satu-satunya wanita di training camp).
Kalau ia diledekin, ia tanggapi dengan dingin dan cuek sehingga yang
menggodanya langsung diam
. Waktu test simulasi soal Olimpiade fisika 25
tahun 1994 di China yang terkenal sukar itu Evelyn bisa mendapat point
sangat tinggi (sekitar 25-27 point dari maksimum 30 point), padahal ia belum
pernah melihat soal test di China ini (tim Indonesia pada tahun 1994 untuk
fisika teori ini hanya mendapat point sekitar 12 point). Dalam uji coba di
Yogya ia yang terbaik, berbeda nilai sedikit dengan Peter (Peter waktu di
Yogya agak kurang hati-hati). Untuk test teori ia dapat 100. Eksperimennya
juga bagus. Harapan besar ia untuk meraih emas. Saya pikir bukan mustahil ia
akan menjadi "the best female winner". SAT scorenya cukup tinggi 1437 dan
TOEFLnya 643. Ia sudah diterima di Stanford, Cornell, Yale, dan beberapa
universitas top lainnya. Kita doakan agar Evelyn bisa meraih emas pertama
wanita untuk Indonesia.
3. Fajar Ardian (SMU Insan Cendekia Tangerang)
Pertama kali ikut pelatihan, Fajar tersendat-sendat. Tetapi kian lama
otaknya kian panas. Dengan rasa percaya diri yang sangat besar, ia terus
melaju. Hingga pada test terakhir ia mampu meraih rangking ke 2. Orangnya
tekun dan menurut saya logikanya bagus. Kalau ditanya apakah ia sanggup
meraih emas, jawabannya sangat percaya diri:"Sanggup!!". Eksperimennya juga
bagus. Tulisannya jelas dan rapih (menunjukkan bahwa pikirannya memang
jernih). Step-stepnya jelas enak dibaca. Harapan besar bagi ia untuk dapat
medali emas. Fajar adalah anak seorang pegawai BATAN dan ibunya seorang
pedagang kecil. Kita doakan agar Fajar juga bisa meraih emas.
4. Widagdo Setiawan (SMUN 1 Denpasar)
Ingat Widagdo saya ingat Putu yang juga dari SMUN 1 Denpasar. Keduanya
mempunyai logika yang sangat bagus (tahun 1995 putu mencapai rekor NEM
tertinggi, 67,8). Widagdo adalah peraih perunggu dalam Olimpiade Komputer
tahun lalu. Cara berfikir ia kadang-kadang aneh. Asumsi yang diambil masuk
akal tetapi sering menyerderhanakan persoalan. Misalnya untuk olimpiade di
Swedia tentang osilasi air laut, ia membuat model dengan bejana berhubungan.
Memang hasilnya tidak beda jauh, tapi disini team leader akan dipaksa keras
untuk meyakinkan juri agar jawaban widagdo bisa diterima.
Sebenarnya kalau Widagdo tidak keseringan main komputer dan mau lebih serius
seperti Peter, ia bisa menyamai Peter. Waktu test Olimpiade fisika 1999 di
Italia (dimana waktu itu Made Agus Wirawan mendapat medali emas) ia
memperoleh nilai 30 (perfect) bersama-sama dengan Evelyn, Bernard dan Peter
(note: Widagdo, Evelyn dan Bernard belum pernah melihat test ini sebelumnya
karena soal-soal test saya simpan secara rahasia). Ketika uji coba di Yogya
(Gajah Mada) untuk test teori ia dapat nilai 100. Eksperimen elektroniknya
jago. Saya masih optimis ia mampu meraih medali emas.
5. Rangga (SMU Taruna Nusantara)
Rangga masih kelas 2. Potensi besar untuk tahun depan. Saya senang melihat
tulisannya dan cara ia menjawab soal-soal yang diberikan. Sangat jelas dan
menunjukkan bahwa ia punya potensi. Saat ini dalam training ia sering
terpengaruh beberapa teman-temannya yang suka main game di komputer (saat
malam hari). Kalau ia mau lebih serius, ia bisa lebih baik. Untuk saat ini
saya perkirakan ia bisa meraih perunggu atau Perak.
6. Bernard (SMU Regina Pacis Bogor)
Bernard juga masih kelas 2. Keunggulan dari anak ini adalah matematikanya
sangat kuat. Tehnik lagrangian, segala tehnik yang menggunakan persamaan
differensial ia kuasai dengan baik. Sayang logika fisikanya masih perlu
diasah. Ia masih harus banyak belajar dan melihat berbagai jenis soal fisika
(jam terbang harus ditambah). Untuk tahun depan ia punya potensi besar. Saya
perkirakan ia bisa meraih perunggu atau perak.
7. Christopher (SMU Pelita Harapan)
Anak ini jam terbangnya cukup tinggi. Soal-soal Irodov (buku terkenal di
Rusia yang soal-soalnya sangat menantang) ia sudah kerjakan semua, tanpa
lihat solusinya. Juga soal-soal Qualifying exams (terutama soal
elektromagnetik) sudah ia kerjakan dengan baik. Namun prestasinya kadang
turun-naik tergantung moodnya. Tahun lalu di AphO 2 ia nyaris dapat
perunggu. Tahun ini rasanya ia bisa meraih perunggu atau perak.
8. Fachrian (SMUN 78 Jakarta)
Fachrian juara umum di SMUN 78. Orangnya kalem, tenang. Kalau ia belajar
dari tahun lalu mungkin ia bisa mengejar. Tetapi karena jam terbangnya masih
rendah, maka hasil yang dicapai selama pelatihan tidak terlalu sebagus yang
lain. Fachrian cerdik, saya cukup senang dengan logika-logika yang
dimilikinya. Saya perkirakan Fachrian bisa meraih medali Perunggu, tidak
mustahil jika kondisi ia baik, ia bisa meraih perak.
Nah rekan-rekan di HFI, mohon doanya agar para siswa kita berada dalam
kondisi prima waktu bertanding sehingga hasil yang diperoleh bisa sesuai
atau melebihi prediksi saya diatas.
Salam
Yohanes
Indonesia meraih emas dalam OFA ke-3
Oleh : Yohanes Surya
Kamis, 16 Mei 2002 (14:57 WIB) dari IP 202.155.39.189
PRESS RELEASE
Indonesia Meraih Emas Dalam Olimpiade Fisika Asia
Setelah sebelumnya berhasil meraih ?The best theoretical competition?, Peter
Sahanggamu siswa SMUN 78 Jakarta, berhasil merebut medali emas dalam
Olimpiade Fisika Asia (OFA) ke-3 di Singapura (6-14 Mei 2002) bersama-sama
dengan 7 siswa dari China dan 3 siswa dari Taiwan.
Disamping medali emas, Indonesia merebut 5 medali perunggu (Widagdo/SMUN 1
Denpasar, Evelyn/SMUK 1 BPK Penabur Jakarta, Fadjar Ardian/SMU Insan
Cendekia Serpong, C. Hendriks/SMU Pelita Harapan Karawaci dan Rangga
Perdana/SMU Taruna Nusantara Magelang) dan 1 honorable mention
(Fachrian/SMUN 78 Jakarta). Pertandingan fisika ini diikuti oleh 120 siswa
SMU terbaik dari 15 negara Asia.
Dalam OFA kali ini rata-rata 3 nilai teratas adalah 39,47 point. Sesuai
dengan aturan anggaran dasar OFA, 98% dari nilai ini (dibulatkan ke bawah)
yaitu 35 point adalah batas minimum emas; 78 % (30 point) batas minimum
perak dan 65 % (25 point) batas minimum perunggu serta 50 % (19 point)
batas minimum honorable mention. Peringkat tertinggi diraih oleh Gu Chun
Hui dari China dengan 40,69 point, disusul Fan Xiang Jun dengan 39,92 point
juga dari China dan Kao Hsien Ching 37,8 point dari Taiwan. Peter
Sahanggamu meraih 36 point, sehingga berhak juga untuk medali emas.
Pada pertandingan fisika teori sebelumnya Peter berhasil membuat sejarah
dengan meraih nilai tertinggi 28,1 point dari maksimum 30 point tetapi
sayang sekali pada pertandingan fisika eksperimen, Peter hanya meraih 7,9
point dari 20 point. Menurut Peter pada eksperimen ini ia kehabisan waktu
untuk mempelajari alat yang relatif baru seperti stroboskop, sehingga ia
tidak dapat menyelesaikan eksperimen tepat waktu.
Akibatnya ia kehilangan banyak sekali point. Untuk pertandingan eksperimen
pelajar China Fan Xiang Jun berhasil meraih nilai tertinggi (The best
experimental competition) dengan 16,92 point.
Dalam upacara besok hari senin 13 Mei 2002 pukul 10 pagi, disamping medali
(11 emas, 7 perak dan 20 perunggu dan 21 honorable mention) juga diberikan
penghargaan khusus pada The Best Theoretical Competition (Peter Sahanggamu),
The Best Experimental Competition (Fan Xiang Jun), The most creative
Solution (Thaned Pruttivarsin/Thailand), Best Overall (Gu Chun Hui/China)
dan Best newcomer participant (Giga Chkareuli/Georgia).
Hasil yang dicapai Indonesia terutama dengan merebut penghargaan bergengsi
The Best Theoretical Competition sangat mengejutkan. Banyak negara memuji
kemampuan siswa-siswa Indonesia ini yang semula tidak terlalu
diperhitungkan. Kemenangan ini memberikan arti sendiri bagi Tim Olimpiade
Fisika Indonesia (TOFI) yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi
Olimpiade Fisika Internasional (OFI) di Bali Juli 21-29, 2002. Kemenangan
ini membangkitkan rasa percaya diri untuk merebut prestasi yang lebih baik
dalam OFI nanti.
Tim Indonesia akan tiba di Jakarta pada tanggal 14 Mei pukul 17.00 dengan
pesawat Garuda Indonesia GA 824.