Artikel-artikel populer :
Peraih Nobel Fisika Akan Gelar Kuliah Umum di ITB
Huminca Sinaga
Bagi Anda yang suka fisika atau ingin mendapat ilmu langsung dari peraih Nobel, bisa hadir dalam kuliah umum "A Road to Nobel Prize" di Sasana Budaya Ganesha ITB, 4 November 2016. Kuliah kali ini sangat spesial karena disampaikan langsung oleh pemenang anugerah Nobel Fisika 1999 asal Belanda, Prof Gerard't Hooft.
Rencananya kuliah berlangsung selama 60 menit dalam Bahasa Inggris, dan dilanjutkan dengan tanya jawab sekira 45 menit. Peminat kuliah umum tersebut harus telebih dahulu mendaftarkan diri sebagai peserta lewat laman http://portal.fi.itb.ac.id/nobel/. Hanya peserta yang sudah teregistrasi yang boleh ikut kuliah tersebut.
Kunjungan Prof Gerard ke Indonesia kali ini merupakan bagian dari kegiatan International Conference on Mathematics and Natural Sciences (ICMNS) 2016 dimana dia menjadi pembicara utama.
Disitat dari laman resmi ITB, Selasa 2 November 2016, ICMNS adalah pertemuan ilmiah rutin dua tahunan yang ditujukan untuk mempertemukan para ahli di berbagai bidang agar dapat saling bekerjasama lintas-disiplin dan antar-disiplin. Pertemuan ini diselenggarakan di tingkat nasional sejak tahun 1998 oleh FMIPA-ITB, tetapi sejak 2006 berubah menjadi pertemuan bertaraf internasional. Selain FMIPA, konferensi internasional ini juga diorganisasikan oleh Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan Sekolah Farmasi (SF) ITB.
Karena merupakan event internasional, penyelenggara ICMNS selalu berupaya menghadirkan pembicara-pembicara kelas dunia dari sejumlah bidang tertentu. Pada ICMNS ke-6 tahun 2016 ini, ITB mendapat kehormatan luar biasa dengan kesediaan Prof. Gerard t Hooft sebagai pembicara kunci pada konferensi yang digelar sampai akhir pekan ini.
Sebelumnya dalam konferensi pers di Gedung Rapim ITB di Bandung awal pekan ini, Guru Besar ITB Djoko Santoso mengatakan bahwa kunjungan peraih Nobel Fisika 1999 tersebut diharapkan bisa memberikan inspirasi kepada para pelajar di Indonesia untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Prof Gerard yang bernama asli Gerrardus 't Hooft itu, lahir 5 Juli 1946 di Den Helder, Belanda. Dia saat ini merupakan guru besar fisika teoretik di Utrecht University, Belanda. Pada 1999 Hooft diganjar hadiah Nobel berkat kontribusinya dalam menjelaskan "struktur kuantum interaksi elektrolemah dalam fisika". Selain Nobel, masih banyak penghargaan lainnya yang pernah diterima sepanjang karirnya sebagai pakar fisika, di antaranya Heineman Prize (1979), Wolf Prize (1981), Spinoza Prize (1995) dan Lomonosov Gold Medal (2010).
Penelitiannya terkonsentrasi pada teori gauge, lubang hitam (Black Hole), gravitasi kuantum (quantum gravity) dan aspek-aspek dasar mekanika kuantum.
Sejak kecil Hooft mengaku sudah tak asing dengan dunia ilmuwan karena berasal dari keluarga cendekiawan. Bahkan, kakak kandung neneknya, Frits Zernike merupakan peraih Nobel Fisika 1953. Sang kakek mendapakan penghargaan tersebut lewat penemuannya, mikroskop fase kontras yang digunakan untuk mengamati sel dalam keadaan hidup.
Sumber : Pikiran Rakyat, 2 November 2016