Artikel-artikel populer :
Naskah Asli Makalah Einstein
Dody Hidayat
Tim peneliti pada Sabtu (20/8) mengumumkan telah menemukan manuskrip dari salah satu makalah ilmiah Albert Einstein yang dipublikasikan pada 1925. Naskah tulisan tangan Einstein itu ditemukan di antara kumpulan arsip di Lorentz Institute for Theoretical Physics, Leiden University, Amsterdam, Belanda.
Naskah bertanggal pembuatan 24 Desember 1924 itu berjudul "Quantum Theory of the Monatomic Ideal Gas", yang dianggap salah satu terobosan yang dibuat Einstein di masa hidupnya. Makalah ilmiah itu dipublikasikan dalam acara kerja Prussian Academy of Sciences di Berlin, Jerman, pada Januari 1925.
Terdapat 16 halaman dalam manuskrip berbahasa Jerman itu. Foto-foto beresolusi tinggi dari lembar-lembar naskah itu ditampilkan di situs web Institute for Theoretical Physics (http://www.lorentz.leidenuniv.nl/history/Einstein_archive/).
Menurut Profesor Carlo Beenakker, kepala peneliti yang menemukannya, penemuan naskah ini secara kebetulan. "Seorang mahasiswa yang tengah mengerjakan tesis magister terkejut melihat tulisan jelek Einstein yang mudah dikenali itu," katanya. "Anda bahkan dapat melihat sidik-sidik jari Einstein di banyak tempat. Juga keterangan dan coretan dari editornya," Beenakker menambahkan. Mahasiswa yang menemukan naskah asli Einstein itu bernama Rowdy Boeyink.
Beenakker pun lalu mengingat-ingat kapan Einstein berkunjung ke lembaga itu. Akhirnya mereka ingat bahwa ahli fisika kelahiran Jerman itu pernah mengajar di Berlin antara 1914 dan 1933. Lalu ia mengungsi ke Amerika Serikat setelah Adolf Hitler berkuasa.
Einstein juga beberapa kali menjadi dosen tamu di Leiden pada 1920-an. Saat itu ia menjalin pertemanan dengan fisikawan Paul Ehrenfest. Pada kumpulan arsip milik Ehrenfest-lah manuskrip Einstein ini ditemukan.
Makalah ilmiah itu memperkirakan bahwa pada suhu mendekati nol mutlak--sekitar 460 derajat di bawah nol--partikel-partikel di dalam suatu gas dapat mencapai suatu keadaan yang energinya sangat rendah sehingga partikel-partikel itu menggumpal menjadi monoatom yang lebih besar.
Gagasan itu lalu dikembangkan Einstein dalam kolaborasinya dengan ahli fisika India, Satyendra Nath Bose, sehingga muncul teori wujud materi yang disebut kondensasi Bose-Einstein.
Pada 1995, di University of Colorado di Boulder, ilmuwan Amerika Eric Cornell dan Carl Wiemann mencoba menciptakan kondensat seperti itu menggunakan suatu gas dari unsur rubidium. Atas karya mereka itu, mereka mendapatkan Hadiah Nobel Bidang Fisika pada 2001 bersama dengan Wolfgang Ketterle dari Massachusetts Institute of Technology.
Sumber : Koran Tempo (22 Agustus 2005)